BeritaNasional

Brasil dan Indonesia Memulai Upaya Integrasi Sosial-Ekonomi

275
×

Brasil dan Indonesia Memulai Upaya Integrasi Sosial-Ekonomi

Share this article

Aiueo.co.id, – Pertemuan kenegaraan pertama antara Lula dan Prabowo Subianto akan menjadi kesempatan untuk memperdalam kerja sama bilateral di bidang kehutanan serta mendiversifikasi ekspor di kawasan Selatan Global.

Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, akan melakukan kunjungan resmi ke Brasília pada 9 Juli, di mana ia akan bertemu dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva untuk membahas diversifikasi dan peningkatan perdagangan antara kedua negara.

Kedua kepala negara berencana memperdalam dialog di bidang ketahanan pangan, energi terbarukan, bioenergi, pelestarian, dan pendidikan, selain isu-isu agenda multilateral seperti perlindungan hutan, krisis iklim, reformasi tata kelola global, dan upaya perdamaian di Timur Tengah.

Kedua pemimpin ini memiliki kesamaan dalam perjalanan politik mereka. Keduanya mencalonkan diri dalam empat pemilihan sebelum akhirnya mencapai jabatan tertinggi di negaranya masing-masing. Lula memulai karirnya sebagai buruh metal dan pemimpin buruh buruh di São Paulo, kalah dalam pemilu presiden pada tahun 1989, 1994, dan 1998 sebelum akhirnya terpilih pada tahun 2002.

Prabowo, mantan jenderal pasukan khusus dan pengusaha, mencoba mendapatkan dukungan Partai Golkar pada tahun 2004 tetapi gagal. Setelah itu, ia maju dan kalah melawan Joko Widodo pada tahun 2014 dan 2019, sebelum akhirnya memenangkan pemilu pada tahun 2024.

Lula dan Prabowo bertransformasi setelah kekalahan awal mereka. Lula berubah dari ikon buruh radikal menjadi pembangun yang pragmatis, menenangkan pasar sambil tetap setia pada program sosial. Prabowo mengadopsi citra yang lebih inklusif dan menerima jabatan menteri untuk membangun kepercayaan. Melalui evolusi tersebut, masing-masing berhasil mencapai dukungan yang lebih luas dan amanah untuk memimpin.

Program-program Lula, seperti Bolsa Família, telah mengangkat jutaan orang dari kemiskinan. Demikian pula, Prabowo memenuhi janjinya untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan dengan meluncurkan program makan gratis bagi 82 juta penerima manfaat.

Brasil dan Indonesia kini menjadi dua pemimpin utama di kawasan Selatan Global, kelompok negara—terutama di Amerika Latin, Afrika, Asia, dan Oseania—yang berbagi tantangan sejarah, ekonomi, dan sosial yang sama, seperti ketimpangan, marginalisasi politik, dan ketergantungan ekonomi.

Indonesia merupakan demokrasi terbesar ketiga di dunia, negara terpadat keempat dengan 280 juta penduduk, serta ekonomi terbesar di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), blok yang memiliki sektor dialog dengan Brasil.

Kerja sama Brasil dan Indonesia juga menyusun strategi dalam persiapan Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP30) pada bulan November mendatang di Belém (PA), terutama dalam agenda perlindungan hutan. Kedua negara tergabung dalam kelompok “United for Our Forests” dan Komite Pengarah Tropical Forests Forever Fund (TFFF).

Pada tahun 2024, perdagangan bilateral Brasil-Indonesia mencapai US$ 6,34 miliar. Ekspor Brasil mencapai US$ 4,46 miliar, sedangkan impor sebesar US$ 1,87 miliar. Indonesia menempati peringkat ke-16 tujuan ekspor Brasil dan menjadi tujuan kelima terbesar untuk produk agribisnis.

Ekspor utama Brasil ke Indonesia meliputi bungkil kedelai, kapas, dan tembakau. Sementara itu, Brasil mengimpor dari Indonesia terutama benang serat tekstil dan sintetis, minyak inti sawit yang dimurnikan, karet alam, serta suku cadang kendaraan bermotor dan traktor.

Terdapat pula arus investasi timbal balik yang signifikan: perusahaan Brasil yang beroperasi di sektor pertambangan di Indonesia, sementara investasi Indonesia di Brasil menonjol di sektor gula-alkohol, pulp dan kertas, tembakau, dan tekstil.

Menurut Duta Besar Susan Kleebank, Sekretaris Asia dan Pasifik Kementerian Luar Negeri Brasil, pemerintah Brasil melihat potensi besar untuk diversifikasi dan peningkatan perdagangan di Indonesia, khususnya pada produk seperti daging sapi dan ayam.

“Ini adalah momen yang tepat untuk menegaskan kembali minat Brasil dalam mengakses pasar Indonesia untuk daging sapi, ayam, serta pesawat sipil dan militer,” ujar Susan Kleebank. “Kami mencari kemajuan konkret dalam akses pasar, keamanan lingkungan, energi terbarukan, biofuel, keamanan, dan pendidikan.”

Selain menjadi pertemuan perdana antara para presiden, kunjungan Prabowo Subianto juga dimaksudkan untuk mengingatkan pentingnya Indonesia sebagai mitra strategis dan memberi sinyal kemungkinan balasan kunjungan Lula ke Asia. Diharapkan Presiden Brasil akan menghadiri KTT ASEAN ke-47 di Malaysia pada Oktober mendatang.

Saat ini, terdapat nota kesepahaman yang berlaku di bidang pertanian, perbankan, pendidikan, energi dan pertambangan, serta pemberantasan kemiskinan dan promosi perdagangan dan investasi.

Dalam pidato pembukaan KTT BRICS ke-17 pada Minggu pagi, 6 Juli, Lula secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Prabowo Subianto atas partisipasi pertamanya di KTT blok tersebut sebagai anggota penuh.

Selain kedua negara tersebut, anggota BRICS lainnya adalah Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, dan Iran. Blok ini berfungsi sebagai forum koordinasi politik-diplomatik negara-negara Selatan Global serta kerja sama di berbagai bidang.(Ina)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.